Senin, 05 Oktober 2009

Tingkat Biaya Hidup Kota Balikpapan September 2009

BIAYA HIDUP NASIONAL

Dari 66 kota yang menjadi lokasi survey biaya hidup (SBH), rata–rata biaya hidup kota Balikpapan mencapai 3,89 Juta Rupiah. Sedangkan kota yang rata-rata biaya hidupnya mencapai lebih dari empat Juta Rupiah per rumah tangga pada bulan ini terdapat di Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Depok, dan Sorong.

Tingkat inflasi kumulatif pada September 2009 secara nasional dengan menggunakan tahun dasar 2007 sebesar 2,29%. Berdasarkan rata–rata hitung tidak tertimbang, biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya adalah sebesar 3,38 Juta Rupiah.

Kota Balikpapan, dengan tingkat inflasi sebesar 0,70% pada bulan ini, tingkat biaya hidupnya menempati urutan ke-17 (tujuh belas) secara nasional setelah Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Depok, Sorong, Makassar, Pontianak, Ambon, Samarinda, dan Tanjung Pinang. Rata–rata Biaya Hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga di kota ini pada bulan September 2009 sebesar 3,89 Juta Rupiah, sedangkan nilai indeks biaya hidupnya sebesar 1,15 (tabel 1).

BIAYA HIDUP REGIONAL


Untuk tingkat regional Pulau Kalimantan, dimana Survei Biaya Hidup dilaksanakan pada delapan kota yaitu empat ibukota propinsi ditambah dengan Kota Balikpapan, Tarakan, Singkawang, dan Sampit, sampai dengan Bulan September 2009 Kota Balikpapan menempati urutan ketiga tingkat biaya hidupnya sebesar 3,89 Juta Rupiah setelah Kota Pontianak sebesar 3,95 Juta Rupiah (secara nasional berada pada urutan 13) dan Samarinda 3,93 Juta Rupiah (15). Sedangkan Tarakan 3,50 Juta Rupiah (29),Sampit 3,43 Juta Rupiah (32), Palangkaraya 3,29 Juta Rupiah (37), Singkawang 3,19 Juta Rupiah (41) dan Banjarmasin yang tingkat biaya hidupnya berada pada urutan ke 51 secara nasional atau sebesar 2,88 Juta Rupiah per rumah tangga per bulan.


Berdasarkan skala Regional, dimana Rata-rata Biaya Hidup di Pulau Kalimantan sebesar 3,51 Juta Rupiah atau 3,73% lebih tinggi dari rata–rata nasional, kota–kota yang biaya hidupnya lebih tinggi dari rata–rata biaya hidup di Regional Kalimantan adalah Kota Pontianak, Samarinda, dan Balikpapan (dengan Indeks Biaya Hidup secara regional masing–masing sebesar 1,13; 1,12; dan 1,11) sementara untuk Kota Tarakan, Sampit, Palangkaraya, Singkawang, dan Banjarmasin biaya hidupnya lebih rendah dari rata–rata Kalimantan dengan Indeks Biaya Hidup sebesar 1,00; 0,98; 0,94; 0,91; dan 0,82 (tabel 2).



INFLASI REGIONAL



Perkembangan harga barang dan jasa di Pulau Kalimantan pada bulan ini secara umum menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 1,07%. Seluruh kota besar di Kalimantan yang dihitung perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)nya menunjukkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi
Di Balikpapan penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok makanan jadi, minuman,rokok dan tembakau sebesar 0,40%, kelompok bahan makanan sebesar 0,10%, sandang sebesar 0,09%, kemudian setelah itu disusul kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,09%, kelompok perumahan sebesar 0,01% dan kesehatan menyumbang deflasi sebesar 0,002%.




Baca selengkapnya ...

Jumat, 11 September 2009

Berita Resmi Statistik Agustus 2009

KOTA BALIKPAPAN BULAN AGUSTUS 2009 INFLASI SEBESAR 0,66 PERSEN
Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Agustus 2009 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Pada bulan Agustus 2009 terjadi inflasi 0,66 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,15 pada bulan Juli 2009 menjadi 116,92 pada bulan Agustus 2009. Laju inflasi tahun kalender Agustus 2009 sebesar 2,18 persen, sedangkan inflasi “year on year” (Agustus 2009 terhadap Agustus 2008) adalah 3,02 persen.

ketik disini sisanya yg mau disembunyikan ..
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga kelompok pengeluaran barang/jasa. Berturut-turut dari inflasi yang tertinggi sebagai berikut : kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,65 persen; kelompok bahan makanan 0,79 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,15 persen; kelompok kesehatan 0,11 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,09 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,03 persen. Kelompok sandang menjadi satu-satunya yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -0,33 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Agustus 2009 antara lain : upah tukang bukan mandor, kayu balokan, bawang merah, jagung manis dan pasir. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain : ikan layang segar, cabe rawit, tomat sayur, daging ayam ras dan emas perhiasan.
Kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah sebagai berikut: kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar (0,4461 persen); kelompok bahan makanan (0,1924 persen); kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,0263 persen); kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,0062 persen); kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,0054 persen) dan kelompok kesehatan (0,0040 persen). Andil deflasi diberikan oleh kelompok sandang, sebesar -0,0159 persen.

Data perubahan indeks harga konsumen (IHK), inflasi dari bulan ke bulan, inflasi kalender (Laju Inflasi) dan inflasi year on year (inflasi terhadap bulan pada tahun sebelumnya) ditampilkan dalam tabel berikut ini:

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
1. Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada Bulan Agustus 2009 mengalami inflasi 0,79 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 125,87 pada Juli 2009 menjadi 126,86 pada Agustus 2009.

Dalam kelompok bahan makanan, delapan sub kelompok mengalami inflasi, dua sub kelompok mengalami deflasi dan satu sub kelompok yaitu sub kelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan harga. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran 3,07 persen disusul berturut-turut oleh sub kelompok bumbu-bumbuan 2,93 persen; sub kelompok ikan segar 1,36 persen; sub kelompok ikan diawetkan 0,19 persen; sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya 0,16 persen; sub kelompok lemak dan minyak 0,16 persen; sub kelompok telur, susu dan hasilnya 0,11 persen serta sub kelompok kacang-kacangan 0,10 persen. Sub kelompok daging dan hasil-hasilnya serta sub kelompok buah-buahan mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,05 persen dan -0,11 persen.

Pada Agustus 2009 kelompok bahan makanan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1924 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain :bawang merah 0,0622 persen; jagung manis 0,0462 persen; bawang putih 0,0285 persen; ikan kembung/gembung segar 0,0258 persen; ketimun 0,0230 persen; ikan trakulu 0,0221 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: ikan layang segar -0,0672 persen; cabe rawit -0,0598 persen; tomat sayur -0,0199 persen, daging ayam ras -0,0168 persen dan kangkung -0,0130 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Pada bulan Agustus 2009 kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau mengalami inflasi sebesar 0,15 persen, atau mengalami kenaikan indeks dari 115,23 pada Juli 2009 menjadi 115,40 pada Agustus 2009.

Dari tiga sub kelompok yang ada, dua sub kelompok mengalami inflasi, masing-masing sub kelompok makanan jadi 0,06 persen dan sub kelompok minuman tidak beralkohol 0,59 persen. Satu sub kelompok yaitu sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak mengalami perubahan harga.

Kelompok ini pada Agustus 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0263 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah : gula pasir 0,0194 persen; kue kering berminyak 0,0054 persen dan kerupuk udang 0,0015 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Pada bulan Agustus 2009 kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 1,65 persen, atau mengalami kenaikan indeks dari 117,85 pada bulan Juli 2009 menjadi 119,79 pada Agustus 2009.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini dua diantaranya mengalami inflasi, yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal 2,80 persen dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,03 persen; satu kelompok tidak mengalami perubahan harga yaitu sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air serta satu kelompok mengalami deflasi yaitu sub kelompok perlengkapan rumahtangga sebesar -0,02 persen.

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,4461 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain tukang bukan mandor, kayu balokan, pasir, seng dan semen sedang komoditas penyumbang deflasi antara lain cat tembok, kasur, magic com dan penyegar ruangan.

4. S a n d a n g
Pada Agustus 2008, kelompok sandang menjadi satu-satunya yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -0,33 persen. Atau terjadi penurunan indeks dari 105,38 pada Juli 2009 menjadi 105,03 pada Agustus 2009.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini dua sub kelompok mengalami deflasi dan dua sub kelompok mengalami inflasi, masing-masing sebagai berikut : sub kelompok sandang laki-laki dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar -0,18 persen dan -1,76 persen, sub kelompok sandang wanita dan sub kelompok sandang anak-anak mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dan 0,19 persen.

Kelompok ini secara keseluruhan memberikan sumbangan deflasi -0,0159 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah emas perhiasan, baju kaos/t-shirt laki-laki, celana panjang jeans laki-laki dan celana dalam anak. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain pampers dan kemeja pendek wanita.


5. K e s e h a t an
Kelompok kesehatan pada Agustus 2009 mengalami inflasi 0,11 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 106,58 pada bulan Juli 2009 menjadi 106,70 pada Agustus 2009.

Dua sub kelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi dan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan harga. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok obat-obatan (0,06 persen) dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika (0,23 persen). Sub kelompok yang tidak mengalami perubahan harga adalah sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani.

Secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi 0,0040 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain : sabun mandi, hand body lotion, obat gosok dan sikat gigi.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Pada bulan Agustus 2009 kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,09 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 146,99 pada Juli 2009 menjadi 147,12 pada Agustus 2009.

Dari 5 sub kelompok yang ada dalam kelompok ini dua sub kelompok mengalami inflasi, yaitu sub kelompok rekreasi dan sub kelompok olahraga, masing-masing sebesar 0,17 persen dan 3,35 persen. Dua sub kelompok yaitu sub kelompok jasa pendidikan dan sub kelompok kursus-kursus/pelatihan tidak mengalami perubahan, sedangkan sub kelompok perlengkapan dan peralatan pendidikan mengalami deflasi sebesar -0,02 persen.

Pada Agustus 2009 secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi terbesar, yaitu 0,0062 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain sepeda anak, pakaian olahraga anak, bola dan sepatu olahraga pria. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah pulpen/bollpoint.

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Agustus 2009 mengalami inflasi 0,03 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 97,674 pada Juli 2009 menjadi 97,70 pada Agustus 2009.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini dua sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok sarana dan penunjang transpor 0,45 persen dan sub kelompok jasa keuangan 0,22 persen. Sedangkan dua sub kelompok lainnya, sub kelompok transport dan sub kelompok komunikasi dan pengiriman tidak mengalami perubahan harga.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Agustus 2009 memberikan sumbangan inflasi 0,0054 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah ban luar motor dan kartu ATM.


INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender (Januari – Agustus) 2009 sebesar 2,18 persen.. Laju inflasi ”year on year ” untuk Agustus 2009 terhadap Agustus 2008 sebesar 3,02 persen. Inflasi ini lebih kecil jika dibandingkan dengan inflasi ”year on year ” tahun 2007 dan tahun 2008.


PERBANDINGAN ANTAR KOTA DI PULAU KALIMANTAN

Pada bulan Agustus 2009, secara nasional terjadi inflasi 0,56 persen. Dari delapan kota IHK di Pulau Kalimantan, kedelapannya mengalami inflasi, berturut-turut dari yang tertinggi adalah Kota Tarakan 0,97 persen; Kota Samarinda 0,78 persen; Kota Pontianak 0,76 persen; Kota Balikpapan 0,66 persen; Kota Banjarmasin 0,54 persen; Kota Sampit 0,12 persen; Kota Palangkaraya 0,06 persen dan terendah adalah Kota Singkawang 0,03 persen..






Baca selengkapnya ...

Kamis, 10 September 2009

Tingkat Biaya Hidup Kota Balikpapan Agustus 2009


BIAYA HIDUP NASIONAL


Dari 66 kota yang menjadi lokasi survey biaya hidup (SBH), rata–rata biaya hidup kota Balikpapan mencapai 3,86 Juta Rupiah. Sedangkan kota yang rata-rata biaya hidupnya mencapai lebih dari empat Juta Rupiah per rumah tangga pada bulan ini terdapat di Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Manokwari, Batam, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Sorong, Surabaya, dan Depok.
Tingkat inflasi kumulatif pada Agustus 2009 secara nasional dengan menggunakan tahun dasar 2007 sebesar 1,23%. Berdasarkan rata–rata hitung tidak tertimbang, biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya adalah sebesar 3,47 Juta Rupiah.


Kota Balikpapan, dengan tingkat inflasi sebesar 0,66% pada bulan ini, tingkat biaya hidupnya menempati urutan ke-17 (tujuh belas) secara nasional setelah Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Manokwari, Batam, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Sorong, Surabaya, Depok, Ambon, Makassar, Pontianak, Tanjung Pinang, dan Samarinda. Rata–rata Biaya Hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga di kota ini pada bulan Agustus 2009 sebesar 3,86 Juta Rupiah, sedangkan nilai indeks biaya hidupnya sebesar 1,15 (tabel 1).

BIAYA HIDUP REGIONAL

Untuk tingkat regional Pulau Kalimantan, dimana Survei Biaya Hidup dilaksanakan pada delapan kota yaitu empat ibukota propinsi ditambah dengan Kota Balikpapan, Tarakan, Singkawang, dan Sampit, sampai dengan Bulan Agustus 2009 Kota Balikpapan menempati urutan ketiga tingkat biaya hidupnya sebesar 3,86 Juta Rupiah setelah Kota Pontianak sebesar 3,90 Juta Rupiah (secara nasional berada pada urutan 14) dan Samarinda 3,88 Juta Rupiah (16). Sedangkan Tarakan 3,44 Juta Rupiah (29),Sampit 3,40 Juta Rupiah (30), Palangkaraya 3,26 Juta Rupiah (37), Singkawang 3,16 Juta Rupiah (41) dan Banjarmasin yang tingkat biaya hidupnya berada pada urutan ke 51 secara nasional atau sebesar 2,85 Juta Rupiah per rumah tangga per bulan.
Berdasarkan skala Regional, dimana Rata-rata Biaya Hidup di Pulau Kalimantan sebesar 3,47 Juta Rupiah atau 3,71% lebih tinggi dari rata–rata nasional, kota–kota yang biaya hidupnya lebih tinggi dari rata–rata biaya hidup di Regional Kalimantan adalah Kota Pontianak, Samarinda, dan Balikpapan (dengan Indeks Biaya Hidup secara regional masing–masing sebesar 1,12; 1,12; dan 1,11) sementara untuk Kota Tarakan, Sampit, Palangkaraya, Singkawang, dan Banjarmasin biaya hidupnya lebih rendah dari rata–rata Kalimantan dengan Indeks Biaya Hidup sebesar 0,99; 0,98; 0,94; 0,91; dan 0,82 (tabel 2).

INFLASI REGIONAL


Perkembangan harga barang dan jasa di Pulau Kalimantan pada bulan ini secara umum menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 0,61%. Seluruh kota besar di Kalimantan yang dihitung perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)nya menunjukkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi
Di Balikpapan penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,65%, kelompok bahan makanan sebesar 0,79%, kelompok makanan jadi, minuman,rokok dan tembakau sebesar 0,15%, kesehatan sebesar 0,11%, kemudian setelah itu disusul kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,09%, transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03% dan sandang menyumbang deflasi sebesar 0,33%.





Baca selengkapnya ...

Kamis, 04 Juni 2009

Berita Resmi Statistik Mei 2009

MEI 2009 INFLASI SEBESAR 0,07 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Mei 2009 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Pada bulan Mei 2009 terjadi inflasi 0,07 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,61 pada bulan April 2009 menjadi 114,69 pada bulan Mei 2009. Laju inflasi tahun kalender 2009 yaitu 0,23 persen sedangkan inflasi “year on year” (Mei 2009 terhadap Mei 2008) adalah 6,55 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok barang dan jasa kecuali kelompok bahan makanan dan kelompok sandang, yaitu sebagai berikut : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,60 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen; kelompok perumahan sebesar 0,08 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen; kelompok trasnpor, komunikasi dan keuangan sebesar 0,02 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Mei 2009 antara lain : daging ayam ras, gula pasir, ikan kembung/ gembung segar, ikan layang segar, kacang panjang, ikan trakulu segar, es, rampela hati ayam, sawi hijau, gado-gado. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah : cabe rawit, kacang hijau, ikan asin, ikan mas segar, ikan asin sepat, ikan tembang segar, ikan tongkol segar, cumi-cumi segar.
Pada bulan Mei 2009 kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,1094 persen; kelompok perumahan sebesar 0,0210 persen; kelompok kesehatan 0,0035 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,0010 persen; serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0031 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan serta kelompok sandang memberikan andil deflasi masing-masing sebesar -0,0372 persen dan -0,299 persen.




URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Mei 2009 mengalami deflasi -0,15 persen atau terjadi penurunan indeks dari 125,94 pada April 2009 menjadi 125,75 pada Mei 2009.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 8 sub kelompok lainnya mengalami deflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 5,0188 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,0161 persen serta sub kelompok sayur-sayuran sebesar 2,8389 persen. Sedangkan deflasi dari tertinggi ke terendah adalah sebagai berikut sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar -5,8633 persen disusul oleh sub kelompok ikan awetan sebesar -5,6166 persen; sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar -3,4425 persen; sub kelompok ikan segar sebesar -1,7845 persen; sub kelompok lemak dan minyak sebesar -1,1231 persen; sub kelompok buah-buahan sebesar -0,6067 persen; sub kelompok kacang-kacangan sebesar -0,4303 persen; dan terakhir sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya sebesar -0,1509 persen;.

Kelompok ini pada Mei 2009 memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,0372 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: cabe rawit -0,0802 persen; ikan tongkol segar -0,0741 persen; udang basah -0,0460 persen; bawang merah -0,0169 persen; ikan mas segar -0,0151 persen. Komoditas lain yang memberikan sumbangan inflasi antara lain; cumi-cumi, kakap merah segar, kelapa, ikan sepat asin, kacang hijau dan cabe merah. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: daging ayam ras 0,1406 persen; ikan kembung segar 0,0436 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Mei 2009 mengalami inflasi 0,60 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 113,87 pada April 2009 menjadi 114,55 pada Mei 2009.

Dua dari tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi, yaitu sub kelompok makanan jadi sebesar 0,24 persen dan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 2,52 persen. Sedangkan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak mengalami perubahan harga.

Kelompok ini pada Mei 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1094. persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah : gula pasir 0,0559 persen, es 0,0216 persen, gado-gado 0,0160 persen, sirop 0,002 persen, minuman ringan 0,002 persen dan teh 0,0018 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok ini pada Mei 2009 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 117,46 pada bulan April 2009 menjadi 117,55 pada Mei 2009.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini dua sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok biaya tempat tinggal dan sub kelompok perlengkapan rumahtangga masing-masing sebesar 0,13 persen dan 0,18 persen. Sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga mengalami deflasi sebesar -0,22 persen dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar tidak mengalami perubahan harga.

Pada Mei 2009 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0210 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain kayu balokan 0,0187 persen; papan 0,0149 persen; piring 0,0027 persen dan kayu lapis 0,0018 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain seng -0,0074 persen; cat tembok -0,0068 persen dan pembasmi nyamuk bakar -0,0034 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Mei 2009 mengalami deflasi -0,61 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 106,14 pada April 2009 menjadi 105,49 pada Mei 2009.

Dua sub kelompok dari kelompok sandang mengalami deflasi dan dua sub kelompok lainnya mengalami inflasi. Sub kelompok sandang laki-laki dan sub kelompok sandang lainnya mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,17 persen dan -3,08 persen. Dua sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok sandang perempuan dan sub kelompok sandang anak-anak, masing-masing sebesar 0,25 persen dan 0,01 persen.

Kelompok ini pada Mei 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan deflasi -0,0299 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : emas perhiasan -0,0309 persen; celana panjang jeans -0,0025 persen persen; seragam sekolah pria -0,0002 persen; kemeja pendek -0,0002 persen dan seragam sekolah wanita -0,0001 persen sedangkan pembalut wanita dan pampers memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,0036 persen dan 0,0011 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Mei 2009 mengalami inflasi 0,10 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 105,95 pada bulan April 2009 menjadi 106,06 pada Mei 2009.

Tiga sub kelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi dan satu sub kelompok tidak mengalami perubahan harga. Masing-masing sub kelompok obat-obatan, sub kelompok jasa perawatan jasmani serta sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika dengan besaran inflasi sebesar 0,22 persen; 0,58 persen dan 0,04 persen.

Kelompok ini pada Mei 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,0035 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : tarif gunting rambut pria 0,0016 persen, obat gosok 0,0011 persen, pasta gigi 0,0007 persen, kacamata plus minus 0,0003 persen, bedak 0,0003 persen, deodorant 0,0002 persen dan minyak rambut 0,0001 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Mei 2009 mengalami inflasi 0,02 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 126,01 pada April 2009 menjadi 126,03 pada Mei 2009.

Dari 5 sub kelompok yang ada dalam kelompok ini hanya satu sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok kursus-kursus/pelatihan, sebesar 0,13 persen. Sedangkan empat sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan harga.

Kelompok ini pada Mei 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,0010 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah kursus komputer 0,0005 persen dan pakaian olahraga pria 0,0004 persen.

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Mei 2009 mengalami inflasi 0,02 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 97,52 pada April 2009 menjadi 97,54 pada Mei 2009.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini hanya satu sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok transpor sebesar 0,03 persen. Sedangkan tiga sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan harga.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Mei 2009 memberikan sumbangan inflasi 0,0031 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah harga sepeda motor 0,003 persen.

INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender (Januari – Mei) 2009 sebesar 0,23 persen. Laju inflasi ”year on year ” untuk Mei 2009 terhadap Mei 2008 sebesar 6,65 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2007, akan tetapi masih lebih rendah daripada periode yang sama di tahun 2008.

PERBANDINGAN ANTAR KOTA DI PULAU KALIMANTAN

Pada bulan Mei 2009, secara nasional terjadi inflasi 0,04 persen. Dari delapan kota IHK di Pulau Kalimantan, empat diantaranya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sampit 0,42 persen dan inflasi terendah di Kota Balikpapan 0,07 persen. Deflasi juga terjadi di empat kota, berkisar antara -0,08 persen di Kota Samarinda sampai dengan -0,71 di Kota Palangkaraya.

Baca selengkapnya ...

Selasa, 02 Juni 2009

Tingkat Biaya Hidup Kota Balikpapan Mei 2009

BIAYA HIDUP NASIONAL
Dari 66 kota yang menjadi lokasi survey biaya hidup (SBH), rata–rata biaya hidup kota Balikpapan mencapai 3,79 Juta Rupiah. Sedangkan kota yang rata-rata biaya hidupnya mencapai lebih dari empat Juta Rupiah per rumah tangga pada bulan ini terdapat di Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Sorong, dan Depok.
Tingkat inflasi kumulatif pada April 2009 secara nasional dengan menggunakan tahun dasar 2007 sebesar 0,11%. Berdasarkan rata–rata hitung tidak tertimbang, biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya adalah sebesar 3,31 Juta Rupiah.

Kota Balikpapan, dengan tingkat inflasi sebesar 0,07% pada bulan ini, tingkat biaya hidupnya menempati urutan ke-18 (delapan belas) secara nasional setelah Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Sorong, Depok, Ambon, Makassar, Tanjung Pinang, Samarinda, Kendari, dan Pontianak. Rata–rata Biaya Hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga di kota ini pada bulan Mei 2009 sebesar 3,79 Juta Rupiah, sedangkan nilai indeks biaya hidupnya sebesar 1,14 (tabel 1).

BIAYA HIDUP REGIONAL

Untuk tingkat regional Pulau Kalimantan, dimana Survei Biaya Hidup dilaksanakan pada delapan kota yaitu empat ibukota propinsi ditambah dengan Kota Balikpapan, Tarakan, Singkawang, dan Sampit, sampai dengan Bulan Mei 2009 Kota Balikpapan menempati urutan ketiga tingkat biaya hidupnya sebesar 3,79 Juta Rupiah setelah Kota Samarinda sebesar 3,85 Juta Rupiah (secara nasional berada pada urutan 14) dan Pontianak 3,79 Juta Rupiah (17). Sedangkan Sampit 3,40 Juta Rupiah (28),Tarakan 3,33 Juta Rupiah (33), Palangkaraya 3,26 Juta Rupiah (35), Singkawang 3,13 Juta Rupiah (39) dan Banjarmasin yang tingkat biaya hidupnya berada pada urutan ke 51 secara nasional atau sebesar 2,82 Juta Rupiah per rumah tangga per bulan.
Berdasarkan skala Regional, dimana Rata-rata Biaya Hidup di Pulau Kalimantan sebesar 3,42 Juta Rupiah atau 3,36% lebih tinggi dari rata–rata nasional, kota–kota yang biaya hidupnya lebih tinggi dari rata–rata biaya hidup di Regional Kalimantan adalah Kota Samarinda, Pontianak, dan Balikpapan (dengan Indeks Biaya Hidup secara regional masing–masing sebesar 1,13; 1,11; dan 1,11) sementara untuk Kota Sampit, Tarakan, Palangkaraya, Singkawang, dan Banjarmasin biaya hidupnya lebih rendah dari rata–rata Kalimantan dengan Indeks Biaya Hidup sebesar 0,99; 0,97; 0,95; 0,91; dan 0,82 (tabel 2).

INFLASI REGIONAL

Perkembangan harga barang dan jasa di Pulau Kalimantan pada bulan ini secara umum menunjukkan terjadinya deflasi sebesar 0,01%. Seluruh kota besar di Kalimantan yang dihitung perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)nya menunjukkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi, kecuali Tarakan, Samarinda, Singkawang, dan Palangkaraya yang menunjukkan penurunan harga atau deflasi.
Di Balikpapan penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok makanan jadi, minuman,rokok,dan tembakau sebesar 0,1101%, kelompok perumahan sebesar 0,0199%, kesehatan sebesar 0,0043%, kemudian setelah itu disusul kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0030%, pendidikan,rekreasi, dan olahraga sebesar 0,0009%. Sedangkan kelompok bahan makanan dan sandang menyumbang deflasi masing-masing sebesar 0,0357%; 0,0297%.

Baca selengkapnya ...

Tingkat Biaya Hidup Kota Balikpapan April 2009

BIAYA HIDUP NASIONAL

Dari 66 kota yang menjadi lokasi survey biaya hidup (SBH), rata–rata biaya hidup kota Balikpapan mencapai 3,78 Juta Rupiah. Sedangkan kota yang rata-rata biaya hidupnya mencapai lebih dari empat Juta Rupiah per rumah tangga pada bulan ini terdapat di Kota Jakarta, Jayapura, Banda Aceh, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Depok, dan Sorong.
Tingkat inflasi kumulatif pada April 2009 secara nasional dengan menggunakan tahun dasar 2007 sebesar 0,06%. Berdasarkan rata–rata hitung tidak tertimbang, biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya adalah sebesar 3,31 Juta Rupiah.
Kota Balikpapan, dengan tingkat inflasi sebesar 0,13% pada bulan ini, tingkat biaya hidupnya menempati urutan ke-18 (delapan belas) secara nasional setelah Kota Jakarta, Jayapura, Banda Aceh, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Depok, Sorong, Ambon, Makassar, Tanjung Pinang, Samarinda, Kendari, dan Pontianak. Rata–rata Biaya Hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga di kota ini pada bulan April 2009 sebesar 3,78 Juta Rupiah, sedangkan nilai indeks biaya hidupnya sebesar 1,14 (tabel 1).

BIAYA HIDUP REGIONAL

Untuk tingkat regional Pulau Kalimantan, dimana Survei Biaya Hidup dilaksanakan pada delapan kota yaitu empat ibukota propinsi ditambah dengan Kota Balikpapan, Tarakan, Singkawang, dan Sampit, sampai dengan Bulan April 2009 Kota Balikpapan menempati urutan ketiga tingkat biaya hidupnya sebesar 3,78 Juta Rupiah setelah Kota Samarinda sebesar 3,85 Juta Rupiah (secara nasional berada pada urutan 15) dan Pontianak 3,79 Juta Rupiah (17). Sedangkan Sampit 3,38 Juta Rupiah (28),Tarakan 3,34 Juta Rupiah (33), Palangkaraya 3,29 Juta Rupiah (35), Singkawang 3,13 Juta Rupiah (40) dan Banjarmasin yang tingkat biaya hidupnya berada pada urutan ke 51 secara nasional atau sebesar 2,81 Juta Rupiah per rumah tangga per bulan.
Berdasarkan skala Regional, dimana Rata-rata Biaya Hidup di Pulau Kalimantan sebesar 3,42 Juta Rupiah atau 3,51% lebih tinggi dari rata–rata nasional, kota–kota yang biaya hidupnya lebih tinggi dari rata–rata biaya hidup di Regional Kalimantan adalah Kota Samarinda, Pontianak, dan Balikpapan (dengan Indeks Biaya Hidup secara regional masing–masing sebesar 1,13; 1,11; dan 1,11) sementara untuk Kota Sampit, Tarakan, Palangkaraya, Singkawang, dan Banjarmasin biaya hidupnya lebih rendah dari rata–rata Kalimantan dengan Indeks Biaya Hidup sebesar 0,99; 0,97; 0,96; 0,92; dan 0,82 (tabel 2).



INFLASI REGIONAL

Perkembangan harga barang dan jasa di Pulau Kalimantan pada bulan ini secara umum menunjukkan terjadinya deflasi sebesar 0,05%. Seluruh kota besar di Kalimantan yang dihitung perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)nya menunjukkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi, kecuali Singkawang, Pontianak, Banjarmasin dan Sampit yang menunjukkan penurunan harga atau deflasi.
Di Balikpapan penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,11%, kemudian setelah itu disusul kelompok makanan jadi, minuman,rokok,dan tembakau sebesar 0,80%, kesehatan sebesar 0,32%, pendidikan,rekreasi, dan olahraga sebesar 0,04%.Sedangkan kelompok bahan makanan dan sandang menyumbang deflasi masing-masing sebesar 1,26%; 0,20%.


Baca selengkapnya ...

Selasa, 31 Maret 2009

Balikpapan Dalam Angka 2008

Publikasi “Kota Balikpapan Dalam Angka 2008” ini merupakan sumber informasi untuk berbagai kebutuhan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan pembangunan, yang diterbitkan oleh BPS Kota Balikpapan dan BAPPEDA Kota Balikpapan. Data yang dihimpun dalam buku ini bersumber dari data primer dan data sekunder yang berasal dari Instansi Pemerintah maupun Swasta.



Melalui publikasi ini, pembaca akan mendapatkan data dari berbagai sektor dan sub sektor yang ada di Kota Balikpapan, antara lain :

a. Geografi/Geography
b. Iklim/Climate
c. Pemerintahan/Government
d. Penduduk and Angkatan Kerja/Population and Labour
e. Sosial/Social
f. Pertanian/Agriculture
g. Industri, Perdagangan, Energi, dan Konstruksi/ Manufacturing, Mining, Energy, and Construction
h. Perdagangan/Trade
i. Transportasi dan Komunikasi /Transportation and Communication
j. Keuangan dan Harga/Finance and Prices

Publikasi “Balikpapan Dalam Angka 2008” ini merupakan serial dari publikasi tahun sebelumnya yang diterbitkan secara berkala oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan. Publikasi ini dimaksudkan untuk memberikan data akurat dan lengkap yang merupakan gambaran dan perkembangan perstatistikan di daerah ini.
Seperti halnya pada publikasi terdahulu, setiap tahunnya selalu diupayakan perbaikan angka-angka pada tabel-tabel yang disajikan, demikian pula pada publikasi ini. Selain dari pada itu, juga terdapat penambahan dan pengembangan data guna melengkapi isi dan validitas data sesuai dengan dinamika pembangunan dan pemerintahan.


Baca selengkapnya ...

Tingkat Biaya Hidup Kota Balikpapan Pebruari 2009

Tingkat inflasi kumulatif pada Pebruari 2009 secara nasional dengan menggunakan tahun dasar 2007 sebesar 0,15%. Berdasarkan rata–rata hitung tidak tertimbang, biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya adalah sebesar 3,31 Juta Rupiah.


Dari 66 kota yang menjadi lokasi survey biaya hidup (SBH), rata–rata biaya hidup yang mencapai lebih dari empat Juta Rupiah per rumah tangga pada bulan ini terdapat di Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Depok, dan Sorong. Sementara di kota–kota yang lain rata–rata biaya hidupnya kurang dari empat Juta Rupiah.
Kota Balikpapan, dengan tingkat inflasi sebesar 0,21% pada bulan ini, tingkat biaya hidupnya menempati urutan ke-18 (delapan belas) secara nasional setelah Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Depok, Sorong, Ambon, Tanjung Pinang, Makassar, Samarinda, Pontianak, dan Kendari.
Rata–rata Biaya Hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga di kota ini pada bulan Pebruari 2009 sebesar 3,77 Juta Rupiah, sedangkan nilai indeks biaya hidupnya sebesar 1,14 (tabel 1).

BIAYA HIDUP REGIONAL

Untuk tingkat regional Pulau Kalimantan, dimana Survei Biaya Hidup dilaksanakan pada delapan kota yaitu empat ibukota propinsi ditambah dengan Kota Balikpapan, Tarakan, Singkawang, dan Sampit, sampai dengan Bulan Pebruari 2009 Kota Balikpapan menempati urutan ketiga tingkat biaya hidupnya sebesar 3,77 Juta Rupiah setelah Kota Samarinda sebesar 3,83 Juta Rupiah (secara nasional berada pada urutan 15) dan Pontianak 3,82 Juta Rupiah (16).
Sedangkan Sampit 3,39 Juta Rupiah (28),Tarakan 3,33 Juta Rupiah (33), Palangkaraya 3,28 Juta Rupiah (35), Singkawang 3,18 Juta Rupiah (37) dan Banjarmasin yang tingkat biaya hidupnya berada pada urutan ke 51 secara nasional atau sebesar 2,80 Juta Rupiah per rumah tangga per bulan.

Berdasarkan skala Regional, dimana Rata-rata Biaya Hidup di Pulau Kalimantan sebesar 3,43 Juta Rupiah atau 3,47% lebih tinggi dari rata–rata nasional, kota–kota yang biaya hidupnya lebih tinggi dari rata–rata biaya hidup di Regional Kalimantan adalah Kota Samarinda, Pontianak, dan Balikpapan (dengan Indeks Biaya Hidup secara regional masing–masing sebesar 1,12; 1,11; dan 1,10) sementara untuk Kota Sampit, Tarakan, Palangkaraya, Singkawang, dan Banjarmasin biaya hidupnya lebih rendah dari rata–rata Kalimantan dengan Indeks Biaya Hidup sebesar 0,99; 0,97; 0,96; 0,93; dan 0,82 (tabel 2).

INFLASI REGIONAL

Perkembangan harga barang dan jasa di Pulau Kalimantan pada bulan ini secara umum menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 0,61%.
Seluruh kota besar di Kalimantan yang dihitung perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)nya menunjukkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi, kecuali Palangkaraya dan Banjarmasin yang menunjukkan penurunan harga atau deflasi.

Inflasi tertinggi pada bulan ini terjadi di Kota Samarinda yaitu sebesar 1,62%, disusul Pontianak sebesar 1,15%, Sampit sebesar 0,98% , Singkawang sebesar 0,46%, Balikpapan sebesar 0,21%, Tarakan sebesar 0,20%, dan Banjarmasin -0,03%. Sementara untuk Palangkaraya menempati urutan terakhir di Kalimantan sebesar -0,55%.






Baca selengkapnya ...

Senin, 30 Maret 2009

Pendataan Usaha Tani 2009

Dalam beberapa tahun belakangan ini, Pemerintah telah dan sedang mencanangkan upaya peningkatan produksi komoditi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan nasional. Untuk maksud tersebut, diperlukan dukungan sarana dan prasarana produksi yang memadai dari hulu sampai hilir, termasuk dengan kebijakan Pemerintah terhadap rumah tangga usaha tani.
Dalam pelaksanaan program peningkatan produksi komoditi pangan tersebut dilibatkan berbagai instansi terkait, termasuk Bdan Pusat Statistik (BPS). Dukungan yang dapat dberikan BPS utamanya menyediakan data-base rumah tangga usaha tani yang lengkap, akurat, dan mutakhir.
Sesuai dengan hasil keputusan dari beberapa Rakor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dewasa ini sangat diperlukan rumah tangga usaha tani padi, jagung, kedelai, dan tebu. Oleh karena itu obyek Pendataan Usaha Tani 2009 (PUT09) ini difokuskan kepada rumah tangga usaha tani padi dan atau jagung, kedelai, tebu (RTUT-PJKT).
PUT09 dilaksanakan di 32 provinsi, mencakup: 448 kabupaten/kota, 6.272 kecamatan, 71.918desa/kelurahan, 576.710 Blok Sensus (BS) dan jumlah rumah tangga usaha tani padi, jagung, kedelai, dan tebu diperkirakan mencapai 14.488.276 rumah tangga .Pendataan akan dilaksanakan pada minggu I hingga minggu IV bulan Februari 2009 oleh para petugas BPS yang telah diberi pelatihan sebelumnya.
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Kantor Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan.

Baca selengkapnya ...

Perpustakaan BPS Kota Balikpapan

Bagi pengunjung yang mempunyai kepentingan untuk mengunjungi BPS Kota Balikpapan, BPS Kota Balikpapan menyediakan perpustakaan umum yang memiliki koleksi publikasi statistik dan pustaka-pustaka yang berkaitan dengan hal tersebut. BPS Kota Balikpapan buka dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB setiap hari kerja.


Perpustakaan BPS memiliki koleksi yang meliputi publikasi-publikasi BPS Kota Balikpapan dan publikasi-publikasi statistik yang diterbitkan BPS Propinsi Kalimantan Timur. Selain itu, terdapat juga publikasi-publikasi statistik yang diterbitkan oleh BPS Pusat dan Publikasi dari lembaga lainnya.

Hubungi:Seksi IPDS Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan Melalui: Agung Nugroho, S.ST (caknugroho@yahoo.co.id) atau Anis Dina Mustikasari, S.S.T (dina_iyem@yahoo.com)

Baca selengkapnya ...

Sensus Penduduk 2010

Indonesia kini sedang mempersiapkan sensus penduduk modern yang keenam yang akan diselenggarakan pada tahun 2010. Sensus-sensus penduduk sebelumnya diselenggarakan pada tahun-tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan 2000.

Menurut Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205.1 juta jiwa, menempatkan Indonesia sebagai negara ke-empat terbesar setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Sekitar 121 juta atau 60.1 persen di antaranya tinggal di pulau Jawa, pulau yang paling padat penduduknya dengan tingkat kepadatan 103 jiwa per kilometer per segi. Penduduk Indonesia tahun 2010 diperkirakan sekitar 234.2 juta.

Dalam Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang akan datang diperkirakan akan dicacah penduduk yang bertempat tinggal di sekitar 65 juta rumahtangga. Untuk keperluan pencacahan ini akan dipekerjakan sekitar 600 ribu pencacah yang diharapkan berasal dari wilayah setempat sehingga mengenali wilayah kerjanya secara baik. Pencacah dilatih secara intensif selama tiga hari sebelum diterjunkan ke lapangan.

Baca selengkapnya ...