Kamis, 04 Juni 2009

Berita Resmi Statistik Mei 2009

MEI 2009 INFLASI SEBESAR 0,07 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Mei 2009 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Pada bulan Mei 2009 terjadi inflasi 0,07 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,61 pada bulan April 2009 menjadi 114,69 pada bulan Mei 2009. Laju inflasi tahun kalender 2009 yaitu 0,23 persen sedangkan inflasi “year on year” (Mei 2009 terhadap Mei 2008) adalah 6,55 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok barang dan jasa kecuali kelompok bahan makanan dan kelompok sandang, yaitu sebagai berikut : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,60 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen; kelompok perumahan sebesar 0,08 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen; kelompok trasnpor, komunikasi dan keuangan sebesar 0,02 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Mei 2009 antara lain : daging ayam ras, gula pasir, ikan kembung/ gembung segar, ikan layang segar, kacang panjang, ikan trakulu segar, es, rampela hati ayam, sawi hijau, gado-gado. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah : cabe rawit, kacang hijau, ikan asin, ikan mas segar, ikan asin sepat, ikan tembang segar, ikan tongkol segar, cumi-cumi segar.
Pada bulan Mei 2009 kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,1094 persen; kelompok perumahan sebesar 0,0210 persen; kelompok kesehatan 0,0035 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,0010 persen; serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0031 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan serta kelompok sandang memberikan andil deflasi masing-masing sebesar -0,0372 persen dan -0,299 persen.




URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Mei 2009 mengalami deflasi -0,15 persen atau terjadi penurunan indeks dari 125,94 pada April 2009 menjadi 125,75 pada Mei 2009.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 8 sub kelompok lainnya mengalami deflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 5,0188 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,0161 persen serta sub kelompok sayur-sayuran sebesar 2,8389 persen. Sedangkan deflasi dari tertinggi ke terendah adalah sebagai berikut sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar -5,8633 persen disusul oleh sub kelompok ikan awetan sebesar -5,6166 persen; sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar -3,4425 persen; sub kelompok ikan segar sebesar -1,7845 persen; sub kelompok lemak dan minyak sebesar -1,1231 persen; sub kelompok buah-buahan sebesar -0,6067 persen; sub kelompok kacang-kacangan sebesar -0,4303 persen; dan terakhir sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya sebesar -0,1509 persen;.

Kelompok ini pada Mei 2009 memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,0372 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: cabe rawit -0,0802 persen; ikan tongkol segar -0,0741 persen; udang basah -0,0460 persen; bawang merah -0,0169 persen; ikan mas segar -0,0151 persen. Komoditas lain yang memberikan sumbangan inflasi antara lain; cumi-cumi, kakap merah segar, kelapa, ikan sepat asin, kacang hijau dan cabe merah. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: daging ayam ras 0,1406 persen; ikan kembung segar 0,0436 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Mei 2009 mengalami inflasi 0,60 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 113,87 pada April 2009 menjadi 114,55 pada Mei 2009.

Dua dari tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi, yaitu sub kelompok makanan jadi sebesar 0,24 persen dan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 2,52 persen. Sedangkan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak mengalami perubahan harga.

Kelompok ini pada Mei 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1094. persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah : gula pasir 0,0559 persen, es 0,0216 persen, gado-gado 0,0160 persen, sirop 0,002 persen, minuman ringan 0,002 persen dan teh 0,0018 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok ini pada Mei 2009 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 117,46 pada bulan April 2009 menjadi 117,55 pada Mei 2009.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini dua sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok biaya tempat tinggal dan sub kelompok perlengkapan rumahtangga masing-masing sebesar 0,13 persen dan 0,18 persen. Sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga mengalami deflasi sebesar -0,22 persen dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar tidak mengalami perubahan harga.

Pada Mei 2009 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0210 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain kayu balokan 0,0187 persen; papan 0,0149 persen; piring 0,0027 persen dan kayu lapis 0,0018 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain seng -0,0074 persen; cat tembok -0,0068 persen dan pembasmi nyamuk bakar -0,0034 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Mei 2009 mengalami deflasi -0,61 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 106,14 pada April 2009 menjadi 105,49 pada Mei 2009.

Dua sub kelompok dari kelompok sandang mengalami deflasi dan dua sub kelompok lainnya mengalami inflasi. Sub kelompok sandang laki-laki dan sub kelompok sandang lainnya mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,17 persen dan -3,08 persen. Dua sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok sandang perempuan dan sub kelompok sandang anak-anak, masing-masing sebesar 0,25 persen dan 0,01 persen.

Kelompok ini pada Mei 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan deflasi -0,0299 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : emas perhiasan -0,0309 persen; celana panjang jeans -0,0025 persen persen; seragam sekolah pria -0,0002 persen; kemeja pendek -0,0002 persen dan seragam sekolah wanita -0,0001 persen sedangkan pembalut wanita dan pampers memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,0036 persen dan 0,0011 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Mei 2009 mengalami inflasi 0,10 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 105,95 pada bulan April 2009 menjadi 106,06 pada Mei 2009.

Tiga sub kelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi dan satu sub kelompok tidak mengalami perubahan harga. Masing-masing sub kelompok obat-obatan, sub kelompok jasa perawatan jasmani serta sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika dengan besaran inflasi sebesar 0,22 persen; 0,58 persen dan 0,04 persen.

Kelompok ini pada Mei 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,0035 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : tarif gunting rambut pria 0,0016 persen, obat gosok 0,0011 persen, pasta gigi 0,0007 persen, kacamata plus minus 0,0003 persen, bedak 0,0003 persen, deodorant 0,0002 persen dan minyak rambut 0,0001 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Mei 2009 mengalami inflasi 0,02 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 126,01 pada April 2009 menjadi 126,03 pada Mei 2009.

Dari 5 sub kelompok yang ada dalam kelompok ini hanya satu sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok kursus-kursus/pelatihan, sebesar 0,13 persen. Sedangkan empat sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan harga.

Kelompok ini pada Mei 2009 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,0010 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah kursus komputer 0,0005 persen dan pakaian olahraga pria 0,0004 persen.

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Mei 2009 mengalami inflasi 0,02 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 97,52 pada April 2009 menjadi 97,54 pada Mei 2009.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini hanya satu sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok transpor sebesar 0,03 persen. Sedangkan tiga sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan harga.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Mei 2009 memberikan sumbangan inflasi 0,0031 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah harga sepeda motor 0,003 persen.

INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender (Januari – Mei) 2009 sebesar 0,23 persen. Laju inflasi ”year on year ” untuk Mei 2009 terhadap Mei 2008 sebesar 6,65 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2007, akan tetapi masih lebih rendah daripada periode yang sama di tahun 2008.

PERBANDINGAN ANTAR KOTA DI PULAU KALIMANTAN

Pada bulan Mei 2009, secara nasional terjadi inflasi 0,04 persen. Dari delapan kota IHK di Pulau Kalimantan, empat diantaranya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sampit 0,42 persen dan inflasi terendah di Kota Balikpapan 0,07 persen. Deflasi juga terjadi di empat kota, berkisar antara -0,08 persen di Kota Samarinda sampai dengan -0,71 di Kota Palangkaraya.

Baca selengkapnya ...

Selasa, 02 Juni 2009

Tingkat Biaya Hidup Kota Balikpapan Mei 2009

BIAYA HIDUP NASIONAL
Dari 66 kota yang menjadi lokasi survey biaya hidup (SBH), rata–rata biaya hidup kota Balikpapan mencapai 3,79 Juta Rupiah. Sedangkan kota yang rata-rata biaya hidupnya mencapai lebih dari empat Juta Rupiah per rumah tangga pada bulan ini terdapat di Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Sorong, dan Depok.
Tingkat inflasi kumulatif pada April 2009 secara nasional dengan menggunakan tahun dasar 2007 sebesar 0,11%. Berdasarkan rata–rata hitung tidak tertimbang, biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya adalah sebesar 3,31 Juta Rupiah.

Kota Balikpapan, dengan tingkat inflasi sebesar 0,07% pada bulan ini, tingkat biaya hidupnya menempati urutan ke-18 (delapan belas) secara nasional setelah Kota Jakarta, Banda Aceh, Jayapura, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Sorong, Depok, Ambon, Makassar, Tanjung Pinang, Samarinda, Kendari, dan Pontianak. Rata–rata Biaya Hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga di kota ini pada bulan Mei 2009 sebesar 3,79 Juta Rupiah, sedangkan nilai indeks biaya hidupnya sebesar 1,14 (tabel 1).

BIAYA HIDUP REGIONAL

Untuk tingkat regional Pulau Kalimantan, dimana Survei Biaya Hidup dilaksanakan pada delapan kota yaitu empat ibukota propinsi ditambah dengan Kota Balikpapan, Tarakan, Singkawang, dan Sampit, sampai dengan Bulan Mei 2009 Kota Balikpapan menempati urutan ketiga tingkat biaya hidupnya sebesar 3,79 Juta Rupiah setelah Kota Samarinda sebesar 3,85 Juta Rupiah (secara nasional berada pada urutan 14) dan Pontianak 3,79 Juta Rupiah (17). Sedangkan Sampit 3,40 Juta Rupiah (28),Tarakan 3,33 Juta Rupiah (33), Palangkaraya 3,26 Juta Rupiah (35), Singkawang 3,13 Juta Rupiah (39) dan Banjarmasin yang tingkat biaya hidupnya berada pada urutan ke 51 secara nasional atau sebesar 2,82 Juta Rupiah per rumah tangga per bulan.
Berdasarkan skala Regional, dimana Rata-rata Biaya Hidup di Pulau Kalimantan sebesar 3,42 Juta Rupiah atau 3,36% lebih tinggi dari rata–rata nasional, kota–kota yang biaya hidupnya lebih tinggi dari rata–rata biaya hidup di Regional Kalimantan adalah Kota Samarinda, Pontianak, dan Balikpapan (dengan Indeks Biaya Hidup secara regional masing–masing sebesar 1,13; 1,11; dan 1,11) sementara untuk Kota Sampit, Tarakan, Palangkaraya, Singkawang, dan Banjarmasin biaya hidupnya lebih rendah dari rata–rata Kalimantan dengan Indeks Biaya Hidup sebesar 0,99; 0,97; 0,95; 0,91; dan 0,82 (tabel 2).

INFLASI REGIONAL

Perkembangan harga barang dan jasa di Pulau Kalimantan pada bulan ini secara umum menunjukkan terjadinya deflasi sebesar 0,01%. Seluruh kota besar di Kalimantan yang dihitung perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)nya menunjukkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi, kecuali Tarakan, Samarinda, Singkawang, dan Palangkaraya yang menunjukkan penurunan harga atau deflasi.
Di Balikpapan penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok makanan jadi, minuman,rokok,dan tembakau sebesar 0,1101%, kelompok perumahan sebesar 0,0199%, kesehatan sebesar 0,0043%, kemudian setelah itu disusul kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0030%, pendidikan,rekreasi, dan olahraga sebesar 0,0009%. Sedangkan kelompok bahan makanan dan sandang menyumbang deflasi masing-masing sebesar 0,0357%; 0,0297%.

Baca selengkapnya ...

Tingkat Biaya Hidup Kota Balikpapan April 2009

BIAYA HIDUP NASIONAL

Dari 66 kota yang menjadi lokasi survey biaya hidup (SBH), rata–rata biaya hidup kota Balikpapan mencapai 3,78 Juta Rupiah. Sedangkan kota yang rata-rata biaya hidupnya mencapai lebih dari empat Juta Rupiah per rumah tangga pada bulan ini terdapat di Kota Jakarta, Jayapura, Banda Aceh, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Depok, dan Sorong.
Tingkat inflasi kumulatif pada April 2009 secara nasional dengan menggunakan tahun dasar 2007 sebesar 0,06%. Berdasarkan rata–rata hitung tidak tertimbang, biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya adalah sebesar 3,31 Juta Rupiah.
Kota Balikpapan, dengan tingkat inflasi sebesar 0,13% pada bulan ini, tingkat biaya hidupnya menempati urutan ke-18 (delapan belas) secara nasional setelah Kota Jakarta, Jayapura, Banda Aceh, Batam, Manokwari, Pekanbaru, Ternate, Dumai, Surabaya, Depok, Sorong, Ambon, Makassar, Tanjung Pinang, Samarinda, Kendari, dan Pontianak. Rata–rata Biaya Hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga di kota ini pada bulan April 2009 sebesar 3,78 Juta Rupiah, sedangkan nilai indeks biaya hidupnya sebesar 1,14 (tabel 1).

BIAYA HIDUP REGIONAL

Untuk tingkat regional Pulau Kalimantan, dimana Survei Biaya Hidup dilaksanakan pada delapan kota yaitu empat ibukota propinsi ditambah dengan Kota Balikpapan, Tarakan, Singkawang, dan Sampit, sampai dengan Bulan April 2009 Kota Balikpapan menempati urutan ketiga tingkat biaya hidupnya sebesar 3,78 Juta Rupiah setelah Kota Samarinda sebesar 3,85 Juta Rupiah (secara nasional berada pada urutan 15) dan Pontianak 3,79 Juta Rupiah (17). Sedangkan Sampit 3,38 Juta Rupiah (28),Tarakan 3,34 Juta Rupiah (33), Palangkaraya 3,29 Juta Rupiah (35), Singkawang 3,13 Juta Rupiah (40) dan Banjarmasin yang tingkat biaya hidupnya berada pada urutan ke 51 secara nasional atau sebesar 2,81 Juta Rupiah per rumah tangga per bulan.
Berdasarkan skala Regional, dimana Rata-rata Biaya Hidup di Pulau Kalimantan sebesar 3,42 Juta Rupiah atau 3,51% lebih tinggi dari rata–rata nasional, kota–kota yang biaya hidupnya lebih tinggi dari rata–rata biaya hidup di Regional Kalimantan adalah Kota Samarinda, Pontianak, dan Balikpapan (dengan Indeks Biaya Hidup secara regional masing–masing sebesar 1,13; 1,11; dan 1,11) sementara untuk Kota Sampit, Tarakan, Palangkaraya, Singkawang, dan Banjarmasin biaya hidupnya lebih rendah dari rata–rata Kalimantan dengan Indeks Biaya Hidup sebesar 0,99; 0,97; 0,96; 0,92; dan 0,82 (tabel 2).



INFLASI REGIONAL

Perkembangan harga barang dan jasa di Pulau Kalimantan pada bulan ini secara umum menunjukkan terjadinya deflasi sebesar 0,05%. Seluruh kota besar di Kalimantan yang dihitung perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)nya menunjukkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi, kecuali Singkawang, Pontianak, Banjarmasin dan Sampit yang menunjukkan penurunan harga atau deflasi.
Di Balikpapan penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,11%, kemudian setelah itu disusul kelompok makanan jadi, minuman,rokok,dan tembakau sebesar 0,80%, kesehatan sebesar 0,32%, pendidikan,rekreasi, dan olahraga sebesar 0,04%.Sedangkan kelompok bahan makanan dan sandang menyumbang deflasi masing-masing sebesar 1,26%; 0,20%.


Baca selengkapnya ...